Tahap penerimaan norma atau generalized other merupakan tahap anak sudah mencapai proses pendewasaan dan mengetahui kehidupan bermasyarakat dengan jelas. Pada tahap ini anak mampu memahami perannya dalam masyarakat.
Proses sosialisasi di lingkungan keluarga merupakan sosialisasi primer. Tujuan sosialisasi primer yaitu untuk memberikan pengetahuan yang mendasar tentang nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Jenis Sosialisasi
Pemasyarakatan sendiri dipecah jadi 3 jenis, yaitu:
Pemasyarakatan jenis ini berawal dari pemerintah serta warga, di mana norma serta angka yang berlakunya tercatat. Contohnya peraturan wilayah.
Pemasyarakatan jenis ini berawal hanya dari warga, di mana norma serta angka yang legal pula tercatat, serta legal dengan cara garis besar, ataupun seluruh orang yang terletak disitu. Contohnya, di sesuatu tempat restoran dilarang bawa santapan dari luar.
Pemasyarakatan jenis ini berawal dari warga, di mana norma serta angka yang legal tidak tercatat. Contohnya, misalnya kamu kembali maksimum jam 10 malam, tidak terdapat peraturan tertulisnya kan di rumah kamu wajib kembali saat sebelum jam 10 malam, tetapi ini norma yang legal di keluarga kamu.
Salah satu faktor pembentuk kepribadian adalah pengalaman individu dalam kehidupan sehari-hari.
Sosialisasi nilai dan norma sosial di sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan luas serta mempersiapkan peran peserta didik saat dewasa.
Sekolah sebagai lembaga resmi bagi peserta didik untuk memperlajari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat setelah lembaga keluarga.
Sosialisasi merupakan proses sosial yang dialami individu atau kelompok untuk belajar mengenali serta menghayati pola perilaku, sistem nilai, dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Proses sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga disebut dengan sosialisasi primer, karena keluarga menjadi tempat pertama anak belajar nilai dan norma sosial.
Resosialisasi merupakan proses pembelajaran norma baru, nilai, sikap dan perilaku sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat. Mayoritas resosialisasi bersifat sukarela tetapi beberapa di antaranya, seperti yang terjadi di institusi total tidak bersifat sukarela.
Menurut Erving Goffman institusi total merupakan tempat tinggal dan bekerja yang di dalamnya terdapat sejumlah individu dengan situasi dan kondisi yang sama, terputus dari kehidupan masyarakat untuk jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalankan kehidupan terkungkung dan diatur secara formal.
Contoh institusi total yaitu lembaga pemasyarakatan (penjara), rumah sakit jiwa, dan lembaga pendidikan militer.
Salah satu faktor pembentuk kepribadian adalah prenatal. Faktor pembentuk kepribadian ini diperoleh melalui rangsangan atau stimulus ketika masih dalam kandungan. Oleh sebab itu, kondisi dan kepribadian Ibu juga akan berpengaruh terhadap fisik dan psikis anak yang akan dilahirkan.
Tujuan sosialisasi yaitu sebagai berikut:
- Mengembangkan kemampuan individu untuk berbicara dan berkomunikasi dengan baik.
- Memberikan keterampilan yang dibutuhkan individu dalam kehidupan bermasyarakat.
- Menanamkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
- Mengembangkan kemampuan individu mengendalikan diri sesuai dengan perannya sebagai bagian dari masyarakat.
- Menciptakan integrasi atau persatuan dalam masyarakat.
Agen Agen Sosialisasi
Agen yang diartikan di sini merupakan pihak- pihak ataupun banyak orang yang berfungsi dalam pemasyarakatan, adalah:
Keluarga merupakan pihak awal yang mengarahkan kita ataupun memberitahu kita hal angka serta norma yang legal, misalnya semacam diajarkan santun adab yang berlaku di warga, serta lain- lain.
Keluarga ini dipecah jadi 2 jenis, jenis represif adalah jenis orang berumur ataupun keluarga yang jelas, serta menata segalanya.
Contohnya kamu wajib masuk bidang A, ataupun wajib masuk akademi besar B, serta lain- lain, sebaliknya jenis yang satunya lagi merupakan jenis partisipatoris, adalah jenis orang berumur ataupun keluarga yang turut ikut serta dalam bertukar pikiran dalam pengumpulan ketetapan kamu, misalnya orang berumur bertukar pikiran dengan buah hatinya ingin mengutip bidang kuliahnya.
Sekolah juga mempunyai kedudukan yang lumayan berarti, semacam guru, serta pelajaran yang kamu dapat, semacam guru mengarahkan angka serta norma pastinya, ataupun dari pelajaran aksi laris semacam pembelajaran kebangsaan, ilmu masyarakat, serta pelajaran lainya.
Umumnya dalam area game kita mempunyai angka serta normanya sendiri, misalnya seluruh sahabat kamu tak senang orang yang menyontek tiap hari, hingga supaya dapat berasosiasi serta nyambung serupa mereka kamu hendak membiasakan diri serta mengutip angka menyontek selaku perihal yang kurang baik itu selaku norma.
Media massa dapat melingkupi banyak hal, radio, Televisi, Internet, serta lain- lain. Contoh yang sangat gampang kita dapati merupakan misalnya dalam drama korea ataupun film, kita senang serupa kepribadian dalam film itu, misalnya kamu senang cirinya Han Ji- pyeong( penggemar start- up tentu mengerti), ataupun kamu senang kepribadian Harry Potter, kamu akan mengutip tindakan ataupun watak kepribadian itu selaku norma.
Ataupun dapat pula dari informasi, misalnya kamu informasi penggelapan, serta kamu akan menyangka kalau penggelapan bukan hal yang bagus, ataupun tidak bisa dicoba serta mengutip itu selaku norma yang resmi.
Bentuk Sosialisasi
Bersumber pada bentuknya sosialisasi mempunyai 2 bentuk, adalah:
- Sosialisasi Primer, adalah pemasyarakatan yang kita dapat dari kita kecil ataupun dari kita lahir yang kita dapat di keluarga.
- Sosialisasi Sekunder, adalah pemasyarakatan yang kita dapat diluar dari keluarga semacam sekolah, sahabat sepermainan, tempat kegiatan, serta lain- lain.
Faktor Pembentuk Kepribadian
Tiap dari kita tentu mempunyai kepribadiannya masing- masing, kamu serupa temen- temen kamu juga yang tuturnya“ sahabat se- frekuensi” juga tentu mempunyai karakter yang berlainan serta tidak benar serupa, mengapa dapat beda? Sebab terdapat sebagian aspek pembentuknya yang membuat tiap dari kita mempunyai karakter yang berlainan, selanjutnya faktor- faktornya.
Semacam yang udah dibilang tadinya, kalau keluarga kita berfungsi amat besar dalam pembuatan karakter kita, sebab salah satu aspek pembuat karakter kita berawal dari peninggalan gen ataupun aspek biologis.
Lingkungan fisik juga bisa membuat karakter kita, misalnya orang area mengapa kalau ngomong itu suara nya keras, sebab dahulu jarak dampingi rumahnya jauh, jadi memengaruhi metode mereka berdialog.
Adat yang udah kita jalani sepanjang hidup kita bakal menciptakan karakter kita, di mana umumnya di tiap wilayah mempunyai adat yang berlainan. Misalnya, kita terbiasa bertemu guru ataupun orang yang lebih berumur kita salim, tetapi kalau di Amerika mereka kalau bertemu orang lain dengan cipika cipiki.
Dalam aspek ini terjalin dampak terdapatnya pengalaman dengan cara beregu, misalnya kamu serupa temen- temen kamu main cocok jam kategori, setelah itu di hukum, dari sana kamu jadi ketahui kalau lagi jam pelajaran itu tak bisa bermain, wajib berlatih, dari itu kamu jadi berlatih di cocok jam kategori ataupun jadi mempunyai karakter yang patuh hendak peraturan.
Mendekati dengan pengalaman golongan tetapi kelainannya ini kamu natural sendiri, misalnya kamu pulang malem seorang diri dan sesudah itu diikutin orang tak diketahui sampe rumah, dari itu kamu jadi khawatir untuk kembali seorang diri cocok malem ataupun jadi dependent jadi tergantung serupa orang lain kalau ingin kembali.
Demikian penjelasan artikel kami tentang :
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi kita semua.